Mencari cara mengatasi nyeri yang non-invasif, tanpa obat-obatan, dan nggak repot? LaserTouchOne adalah jawabannya!
LaserTouchOne, disingkat LTO, adalah perangkat portabel canggih untuk meredakan nyeri. Perangkat ini menggabungkan teknologi terapi laser dingin dan terapi arus listrik mikro untuk membantu mengurangi nyeri tanpa operasi, suntikan, atau prosedur invasif lainnya (non-invasif), dan tanpa penggunaan obat seperti obat pereda nyeri (non-opioid). Desain LTO yang kecil, ringan, dan ergonomis memudahkan Anda untuk membawanya ke mana saja!
LaserTouchOne pertama kali ditemukan dan dipatenkan pada tahun 2007 oleh Dr. Okky Oei, pendiri Hope Clinic di Scottsdale, Arizona, bersama dengan tim tenaga medis dan sekelompok pengusaha. Perawatan inovatif ini menggunakan cahaya laser intensitas rendah dan arus listrik mikro untuk merangsang penyembuhan dan mendorong regenerasi sel serta jaringan tubuh. Pada tahun 2009, LTO lulus uji coba yang dilakukan oleh Food and Drug Administration (FDA), sehingga LTO dapat dijual bebas tanpa persetujuan dari dokter atau tenaga kesehatan profesional lainnya. Dalam satu kit LaserTouchOne, Anda akan menerima perangkat LTO, charger, 142 gram gel elektroda, buku panduan pengguna, DVD video instruksional, dan kartu garansi.
Bagaimana cara menggunakan LaserTouchOne? Sangat mudah! Pertama, oleskan jumlah gel yang cukup pada area tubuh yang terasa sakit. Kemudian, tekan tombol “ON” pada LTO dan sesuaikan kekuatan arus listrik menggunakan dial e-stim pada perangkat. Setelah itu, perangkat siap digunakan dengan menggerakkannya pada area yang nyeri di tubuh Anda.
LaserTouchOne dapat digunakan hingga 5 kali sehari, dengan durasi 2-3 jam di antara setiap pemakaian. Ini sangat dianjurkan agar tubuh dapat merespons dengan baik terhadap perawatan nyeri menggunakan LTO. Kombinasi terapi laser tingkat rendah dan terapi arus listrik mikro dalam LaserTouchOne merangsang jaringan tubuh dan mendukung regenerasi sel, membantu tubuh manusia untuk menyembuhkan diri sendiri. Manfaat lainnya termasuk mengurangi pembengkakan dan peradangan, meringankan nyeri, meningkatkan sirkulasi, dan meredakan ketegangan otot.
Nah, Anda bisa mencobanya sendiri dan rasakan manfaatnya! Untuk berkonsultasi dengan para ahli kami, menjadwalkan sesi Anda, dan membeli LaserTouchOne, hubungi kami di www.hopeclinic.id. Hidup bebas nyeri dimulai hari ini!
Apakah Anda sering mengalami nyeri otot, termasuk nyeri punggung, leher kaku, atau kaki yang sakit? Apakah Anda menginginkan kehidupan bebas dari nyeri? Apakah Anda pernah mengalami cedera olahraga atau cacat pasca operasi? Mungkin Anda telah menderita nyeri kronis selama bertahun-tahun dan telah melakukan segala yang Anda bisa untuk mencari penyembuhan, tetapi sepertinya tidak ada yang berhasil.
Jika demikian, kami memiliki berita baik untuk Anda!
Bersama dengan istrinya dan rekan-rekan terkasih, pendiri Hope Clinic, Dr. Okky Oei, menerbitkan sebuah buku: “From Pain to Wellness, There Is Hope” (“Dari Nyeri Menuju Pulih, Ada Harapan”). Hope Clinic Care adalah klinik manajemen nyeri yang berspesialisasi dalam terapi nyeri non-invasif dan non-opioid, yang berarti metode kami tidak memerlukan praktik bedah-membedah, injeksi, dan operasi, serta kami tidak meresepkan obat untuk dikonsumsi.
Dr. Okky Oei telah menghabiskan puluhan tahun mempelajari bagaimana tubuh manusia secara ajaib bekerja dan mampu menyembuhkan dirinya sendiri saat terluka. Ia menjadi salah satu perintis metode perawatan yang menggabungkan teknik terapi laser dingin dengan teknologi arus listrik mikro. Hope Clinic telah membantu banyak kasus yang dianggap “tidak ada harapan,” memungkinkan orang untuk mencapai hidup yang bebas nyeri, termasuk mantan pembalap mobil balap profesional, Lyn St. James; dan seorang instruktur golf dan penulis buku, Kerry Graham.
Melalui terapi fisik, teknik pelepasan myofasial, stimulasi arus listrik mikro, dan terapi laser dingin, Hope Clinic memicu dan memfasilitasi tubuh manusia, yang merupakan sistem yang paling ajaib, untuk menyembuhkan dirinya sendiri dari nyeri dan penyakit terkait lainnya. Kami sepenuhnya berkomitmen untuk merawat pasien dengan kasih, martabat, dan perawatan berkualitas tertinggi. Pasien dan praktisi adalah mitra dalam proses penyembuhan menuju hidup bebas nyeri. Semua faktor yang mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan, dan nyeri diperhitungkan, termasuk tubuh, pikiran, jiwa, dan komunitas.
Dalam buku ini, Dr. Oei berbagi beberapa hasrat, pengetahuan, dan perjalanannya—bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa masih ada harapan bahkan di saat-saat yang paling gelap. Jika Anda atau orang yang Anda cintai sedang berjuang dengan nyeri ringan dan kronis, cedera otot, dan cacat pasca operasi, kami di sini untuk membantu. Hidup bebas nyeri dimulai hari ini!
Jangan lupa untuk membagikan ini kepada keluarga dan teman-teman Anda!
Hubungi kami di: Hope Clinic Indonesia Jl. Raya Kebayoran Lama No. 37A Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 11540 Tel: +62 812-8762-5679 Website: www.hopeclinic.id Instagram: @hopeclinic.id Facebook: Hope Clinic Indonesia
Jika Anda gemar berolahraga di lapangan luar, di lapangan dalam ruangan, di kolam renang, atau di halaman belakang Anda, kenyataan bahwa tubuh Anda terus bergerak membuatnya rentan terhadap cedera olahraga. Cedera-cedera ini bisa bervariasi dari cedera ringan hingga memar di kepala atau tulang yang patah.
Karena banyaknya jenis olahraga, setiap otot atau tulang rentan terhadap cedera. Beberapa cedera olahraga yang paling umum adalah patah tulang, pergeseran sendi, regangan otot, keseleo, dan shin splints. Namun, ada dua jenis utama cedera olahraga: akut dan kronis. Cedera olahraga akut adalah timbulnya rasa sakit yang tiba-tiba dan/atau ketidakmampuan untuk menggerakan anggota tubuh secara tiba-tiba, sedangkan cedera olahraga kronis berkembang dari waktu ke waktu dan disebabkan oleh ausnya otot, sendi, atau tendon. Mereka yang mengalami cedera kronis biasanya mengalami nyeri yang berdenyut di area yang cedera selama aktivitas fisik.
Cedera olahraga ringan atau sedang mungkin tidak memerlukan intervensi medis. Dalam beberapa kasus, istirahatkan anggota tubuh yang terkena cedera dan biarkan tubuh sembuh dengan sendirinya. Namun, kasus yang lebih parah mungkin memerlukan operasi. Untungnya, perkembangan dalam proses bedah dan kemajuan dalam bidang teknologi medis membuat beberapa prosedur menjadi tidak begitu invasif, memungkinkan pasien pulih dan kembali ke olahraga pilihannya lebih cepat.
Penyebab kondisi cedera
Penyebab cedera olahraga akan tergantung pada jenis cederanya. Namun, sebagian besar cedera melibatkan otot, ligamen, atau tendon, yang ketika diregangkan terlalu jauh terlalu cepat, mereka akan sobek. Sobekan yang parah akan memerlukan operasi, tetapi yang ringan biasanya sembuh tanpa intervensi medis atau obat-obatan selain penghilang rasa sakit.
Cedera olahraga lain yang umum adalah patah tulang. Patah tulang memerlukan perhatian medis segera, tidak hanya untuk menghilangkan rasa sakit tetapi juga untuk mengembalikan tulang ke bentuk yang benar. Tulang akan memerlukan berbulan-bulan untuk sembuh.
Pergeseran sendi juga merupakan cedera yang sangat menyakitkan. Namun, dokter olahraga atau pelatih yang terlatih dalam olahraga akan dapat mengembalikan sendi yang terlepas ke posisinya yang benar sehingga meredakan sebagian besar rasa sakit.
Tidak semua cedera olahraga terjadi secara tiba-tiba. Cedera olahraga kronis berkembang secara perlahan dari waktu ke waktu. Misalnya, pelari sering beresiko mengalami berbagai cedera olahraga kronis yang seringkali bersifat mikroskopis. Cedera ini berkembang secara perlahan dan disebabkan oleh tindakan yang berulang-ulang.
Kondisi fisik dan arsitektur tulang seseorang juga dapat menyebabkan cedera olahraga. Beberapa yang paling umum adalah panjang kaki yang tidak rata, kaki datar, lengkungan tinggi yang berlebihan, kaki bengkok, dan kaki X. Kondisi struktural, seperti lordosis lumbar, sudut Q yang tinggi, dan patella alta juga meningkatkan resiko seseorang untuk mengalami cedera olahraga.
Gejala Utama
Nyeri adalah gejala umum dari berbagai cedera olahraga. Namun, tingkat rasa sakit biasanya tidak mencerminkan sejauh mana cedera tersebut. Para atlet, sebagai contoh, dilatih untuk mengabaikan tingkat rasa sakit tertentu dan banyak atlet yang terus melanjutkan meskipun mengalami pengalaman yang menyakitkan, dengan harapan meningkatkan keterampilan atau ketahanan fisik mereka.
Melakukan hal ini dapat menyebabkan terjadinya cedera olahraga tanpa menyadari sejauh mana kondisinya. Sebagai contoh, strain lumbar biasanya dimulai dengan nyeri punggung kecil yang ringan yang sering diabaikan oleh atlet angkat beban berat. Namun, melanjutkan rutinitas olahraga seringkali menghasilkan penurunan kondisi yang tiba-tiba disertai dengan nyeri yang berat dan kejang punggung.
Selain rasa sakit, pembengkakan dan kemerahan di area yang terkena cedera adalah tanda umum cedera olahraga. Ketika ini muncul, sangat penting untuk mengkonsultasikan kepada dokter untuk mendiagnosis sejauh mana cedera tersebut dan menjalani pengobatan untuk mencegah kerusakan permanen. Sebagai contoh, banyak atlet amatir memiliki kecenderungan untuk melanjutkan meskipun ada tanda-tanda dan gejala cedera tendon. Sayangnya, melanjutkan rutinitas olahraga tanpa memberi cukup waktu bagi tendon untuk sembuh akan menghasilkan kondisi yang disebut degenerasi mukoid, yaitu ketika bahan fibrosa yang kaku menggantikan tendon yang robek.
Kepada Siapa Anda dapat Berkonsultasi & Jenis Pengobatan yang Tersedia
Jika Anda mengalami rasa sakit yang tiba-tiba atau nyeri yang tidak kunjung hilang setelah waktu tertentu, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter olahraga. Namun, jika tidak ada dokter olahraga yang tersedia, dokter keluarga Anda seharusnya dapat mendiagnosis kondisi Anda dan memberikan pengobatan, atau merujuk Anda ke spesialis yang sesuai.
Konsultasi akan dimulai dengan wawancara tentang bagaimana cedera terjadi. Ini akan diikuti oleh pemeriksaan fisik untuk memeriksa tanda-tanda patah tulang yang terlihat. Jika dokter percaya bahwa kondisinya parah, tes pencitraan seperti sinar-X untuk memeriksa struktur tulang Anda dan mencari tanda-tanda kerusakan, akan dilakukan.
Jika Anda tidak memerlukan operasi, dokter akan memulai program pengobatan yang berdasarkan prinsip R.I.C.E., yaitu istirahat (rest), es (ice), kompresi (compression), dan elevasi (elevation). Istirahat yang cukup dapat mencegah cedera semakin parah sementara penggunaan es mengurangi rasa sakit dan peradangan. Sementara itu, kompresi dan elevasi mencegah penumpukan cairan di area tersebut dan mengurangi pembengkakan.
Jika Anda memerlukan operasi, sebagian besar dokter olahraga lebih memilih menggunakan teknik yang tidak terlalu invasif untuk membatasi jumlah kerusakan dan memungkinkan pemulihan yang lebih cepat.
Setiap orang yang berpartisipasi dalam olahraga akan mengalami beberapa jenis cedera olahraga pada satu waktu atau lainnya. Karena tidak mungkin memperbaiki keterampilan tanpa membuat kesalahan, cedera olahraga seringkali tidak dapat dihindari. Yang penting adalah tubuh diberi kesempatan untuk pulih dari cedera dan orang tersebut belajar dari kesalahan untuk mencegah cedera serupa.
Cara lain untuk mencegah cedera adalah berlatih di bawah bimbingan pelatih olahraga yang profesional. Pelatih sangat berpengetahuan dan telah menerima jumlah pelatihan yang memadai, membantu Anda mempelajari postur yang benar dan metode untuk membangun keterampilan dengan cepat sambil membatasi resiko cedera. Mereka juga dapat mendeteksi tanda dan gejala cedera olahraga sebelum menyebabkan kerusakan serius.
Untuk mendapatkan perawatan non-invasif dan non-opioid berkualitas tinggi untuk cedera olahraga Anda, Hope Clinic adalah tempat yang tepat! Di sini, Anda bisa mendapatkan penanganan nyeri yang sesuai tanpa memerlukan resep obat atau prosedur invasif. Dengan menggunakan teknik yang terverifikasi dan perangkat dual modality, Hope Clinic menawarkan berbagai solusi untuk meredakan rasa sakit dengan memfasilitasi tubuh Anda untuk memaksimalkan kemampuan penyembuhan dan perbaikannya.
Hidup bebas nyeri dimulai hari ini! Hubungi kami di:
HOPE CLINIC INDONESIA Jl. Raya Kebayoran Lama No. 37A Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 11540 +62 812-8762-5679 (WA) www.hopeclinic.id
Referensi:
Drezner JA, Harmon KG, O’Kane JW. Kedokteran olahraga. Rakel RE, Rakel DP, eds. Buku Teks Kedokteran Keluarga. Edisi ke-8. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2011: bab 29.
Lauerman W, Russo M. Gangguan tulang belakang thoracolumbar pada orang dewasa. Dalam: Miller MD, Thompson SR, eds. Ortopedi Kedokteran Olahraga DeLee dan Drez: Prinsip dan Praktik. Edisi ke-4. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2014: bab 128.
Di zaman sekarang, stres adalah sesuatu yang sering kita alami. Baik kita merasa stres di sekolah, di tempat kerja, di rumah, atau di tempat lain, stres dapat dengan mudah mempengaruhi kita seiring berjalannya waktu. Sebelum kita menyadarinya, otot-otot kita menjadi tegang. Jangan khawatir, di sinilah teknik relaksasi otot progresif menjadi berguna! Relaksasi otot progresif (ROP) adalah teknik relaksasi dalam yang dapat digunakan untuk mengelola stres, kecemasan, insomnia, dan ketegangan otot.
ROP didasarkan pada praktik sederhana untuk menegangkan atau mengencangkan satu kelompok otot pada satu waktu, diikuti oleh fase relaksasi dengan melepaskan ketegangan. Tujuannya adalah untuk mengenali bagaimana rasanya otot yang tegang dan otot yang rileks, sehingga ketika Anda mulai menjadi tegang karena stres atau kecemasan, Anda akan menyadarinya lebih cepat dan dapat mengendalikannya serta kembali ke keadaan rileks.
Bagaimana tepatnya relaksasi otot progresif bekerja? Ini cukup mudah! Pertama-tama, Anda perlu mencari tempat yang tenang, bebas dari gangguan apa pun. Anda bisa mulai dengan berbaring telentang atau duduk. Pastikan untuk melepaskan kacamata atau lensa kontak jika Anda mengenakannya. Lepaskan juga pakaian yang ketat.
Selanjutnya, tarik napas perlahan dan dalam. Mari kita mencoba melakukan ROP dari bagian bawah tubuh Anda: kaki Anda. Tarik nafas dalam, lalu tarik jari kaki Anda ke bawah sejauh mungkin untuk mengencangkan otot di sekitar area tersebut, dan tahan selama sekitar lima detik. Setelah itu, lepaskan ketegangan. Hembuskan napas perlahan saat Anda melakukan langkah ini. Anda seharusnya merasakan otot Anda menjadi lebih santai. Fokuskan perhatian Anda pada perbedaan antara ketegangan dan relaksasi; ingatlah, penting untuk memperhatikan bagaimana perasaan ketegangan dan relaksasi yang berbeda. Tetap dalam keadaan rileks ini selama sekitar 15 detik sebelum beralih ke kelompok otot berikutnya.
Berlanjut ke kelompok otot berikutnya: betis Anda. Kencangkan otot betis Anda sekeras mungkin dan tahan selama lima detik sebelum melepaskan ketegangan. Tetap rileks selama 15 detik, lalu lanjutkan ke kelompok otot pada lutut dan paha Anda dengan menggerakkan lutut Anda ke arah satu sama lain dan menekan otot paha Anda selama lima detik. Seperti yang telah Anda lakukan sebelumnya, lepaskan ketegangan otot Anda setelah itu.
Langkah-langkahnya pada dasarnya sama dengan setiap kelompok otot. Anda dapat bekerja pada bokong, lengan, tangan, bahu, rahang, mata, dan alis. Dengan tangan Anda, misalnya, Anda dapat menegangkan otot dengan menggenggam dan melepaskan kepalan tangan Anda. Dengan bahu Anda, Anda dapat mengangkatnya ke telinga Anda, dan dengan alis mata Anda, Anda dapat mengangkatnya sejauh yang Anda bisa. Tentu saja, setiap sesi harus diakhiri dengan melepaskan ketegangan dan relaksasi.
Sekarang setelah Anda menguasai relaksasi otot progresif, mari kita bahas bagaimana teknik ini dapat bermanfaat dalam mengelola stres dan kecemasan. Relaksasi otot progresif terbukti efektif dalam mengurangi gejala atau perasaan kecemasan, depresi, stres, dan kemarahan. Dengan berlatih ROP secara rutin, Anda akan belajar bagaimana rasanya relaksasi, memungkinkan Anda untuk mengenali kapan pun Anda mulai menjadi tegang. Relaksasi otot progresif juga dapat meningkatkan tidur Anda dan mengurangi nyeri leher, karena itu memicu relaksasi.
Tapi itu belum semuanya! ROP juga membantu mengurangi frekuensi serangan migrain dengan seimbang serotonin Anda. Selain itu, tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan Anda mengencangkan rahang atau menggiling gigi, yang dapat menyebabkan Anda mengembangkan gangguan sendi temporomandibular (TMJ). TMJ adalah sendi yang menghubungkan rahang bawah Anda (mandibula) dengan tengkorak Anda, dan gangguan sendi temporomandibular dapat menyebabkan nyeri wajah, rasa sakit pada sendi tersebut, dan kesulitan dalam menggerakkan sendi. Melalui praktik relaksasi otot progresif yang konsisten, tingkat ketegangan atau stres dapat berkurang, dan gejala gangguan TMJ akan mereda.
Relaksasi otot progresif adalah praktik yang sederhana, tetapi memiliki banyak manfaat! Jadi, jika hari-hari Anda penuh dengan aktivitas yang cepat, atau jika Anda cenderung sering merasa stres, kami sarankan Anda untuk menyisihkan waktu yang tenang untuk melakukan metode ROP secara teratur sebagai salah satu cara untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan Anda secara keseluruhan. Tubuh dan pikiran Anda pasti akan berterima kasih pada Anda!
Bangun tidur dengan leher yang kaku sama sekali bukan cara yang menyenangkan untuk memulai hari Anda. Ini bisa menyakitkan, sangat merepotkan, dan mengganggu rutinitas dan aktivitas keseharian Anda. Dengan leher yang kaku, bahkan gerakan sederhana pun bisa menjadi lebih sulit dilakukan. Dalam banyak kasus, otot leher yang tegang adalah hasil dari posisi tidur yang salah, tetapi bagaimana Anda bisa menyadari cara Anda tidur saat Anda tidur?
Jangan khawatir, meskipun mungkin terdengar mustahil untuk mengendalikan cara Anda tidur, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk meminimalkan posisi tidur yang tidak nyaman! Selain itu, perhatikan penyebab utama leher kaku ini dan bagaimana cara mengobatinya.
Posisi Tidur yang Salah
Kita semua memiliki posisi tidur yang kita sukai, tetapi ada 3 posisi utama: telentang, miring, dan tengkurap. Posisi yang sebaiknya dihindari adalah tidur tengkurap! Mengapa demikian? Saat Anda tidur tengkurap, bagian perut Anda akan tenggelam ke tempat tidur, menambah tekanan pada tulang belakang Anda, sehingga menyebabkan tekanan pada leher Anda. Dengan demikian, di pagi hari, Anda akan terbangun dengan rasa sakit dibanding merasa segar.
Jika Anda terus tidur dengan pola ini dalam jangka waktu yang cukup lama, masalah leher kaku Anda mungkin berkembang menjadi masalah yang lebih serius, seperti hernia cakram atau radikulopati. Sementara itu, tidur telentang dapat menyebabkan episode singkat apnea tidur dan beberapa masalah pada bagian bawah punggung juga, itulah sebabnya para profesional merekomendasikan tidur miring.
Bantal yang Tidak Cocok
Memilih bantal yang cocok adalah hal yang sangat penting untuk tidur dengan baik. Anda perlu memastikan bahwa bantal Anda dapat mendukung kepala dan leher Anda dengan baik. Bantal yang keras mungkin terasa agak tidak nyaman, tetapi seringkali masalah leher sebenarnya disebabkan oleh bantal yang terlalu lembut. Bantal yang lembut tidak dapat menopang kepala dan leher Anda dengan baik seperti bantal yang keras, sehingga menciptakan ketegangan pada otot leher Anda
Saat Anda menggunakan bantal yang keras untuk tidur di malam hari, itu akan membantu Anda menjaga tulang belakang Anda lurus dan sejajar — dari atlas Anda (yang terletak di leher) hingga tulang ekor Anda — sehingga berisiko lebih kecil untuk mengalami leher kaku. Menggunakan bantal bulu atau bantal yang terbuat dari “memory foam” direkomendasikan karena mereka dapat sesuai dengan bentuk kepala dan leher Anda, tetapi pastikan untuk mengganti bantal Anda begitu mereka kehilangan kekencangan dan bentuknya.
Gerakan Tiba-tiba
Gerakan tiba-tiba selama tidur Anda, terutama saat Anda sedang bermimpi, seperti melambungkan anggota tubuh Anda, berguling-guling, dan berputar-putar dapat menciptakan ketegangan dan meregangkan otot leher Anda.
Sekarang, setelah Anda mengetahui penyebab utama leher kaku, apa yang harus Anda lakukan saat mengalami hal ini di pagi hari? Apakah Anda hanya harus menerimanya dan melanjutkan hari Anda dengan ketidaknyamanan dan rasa sakit? Tentu tidak! Berikut adalah beberapa cara sederhana, mudah, dan cukup cepat untuk mengatasi otot leher yang tegang.
Terapi Dingin atau Panas
Saat Anda terbangun dengan leher kaku, cobalah mengompresnya dengan es selama sekitar 20 menit untuk mengurangi pembengkakan dan peradangan. Jika rasa sakit masih berlanjut hingga keesokan harinya, coba gantikan es dengan panas (misalnya dengan menggunakan handuk hangat atau bantal pemanas). Panas dikenal dapat mengendurkan otot Anda dan meningkatkan aliran darah, yang dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan rentang gerak leher Anda.
Peregangan dan Pijatan
Memijat lembut area leher yang sakit juga dapat membantu mengendurkan otot dan meningkatkan aliran darah, secara bertahap meningkatkan fleksibilitas Anda. Namun, Anda perlu berhati-hati untuk tidak berlebihan dan membuatnya lebih buruk. Selain memijat, melakukan beberapa peregangan juga akan membantu dengan leher kaku Anda.
Beberapa teknik peregangan yang dapat Anda lakukan:
Sentuh telinga kanan Anda ke bahu kanan Anda dan dorong sisi kiri kepala Anda dengan lembut selama 10 detik. Lakukan hal yang sama dengan telinga kiri dan bahu kiri Anda. Ulangi gerakan ini sebanyak 10 kali per sisi.
Putar kepala Anda ke kiri perlahan-lahan hingga Anda merasakan peregangan ringan (tidak masalah jika Anda tidak bisa berputar terlalu jauh karena ketegangan) saat berdiri dengan leher dan punggung lurus. Tahan selama 10 detik, lalu berbalik ke kanan dan lakukan hal yang sama. Ulangi sebanyak 4-5 kali per sisi. Ini untuk meningkatkan fleksibilitas Anda sedikit demi sedikit tanpa menyebabkan lebih banyak rasa sakit.
Berdiri tegak, pandang ke atas ke langit-langit sejauh yang Anda bisa, tahan selama 10 detik, lalu kembali ke posisi awal. Selanjutnya, pandang ke bawah ke lantai sejauh yang Anda bisa (sambil tetap berdiri tegak) dan tahan selama 10 detik juga. Lakukan 10 kali pergerakan ini untuk setiap gerakan ke atas dan ke bawah.
Hal lain yang dapat Anda lakukan untuk mengelola leher kaku, terutama jika semakin memburuk, adalah mengunjungi Hope Clinic dan mendapatkan perawatan yang sesuai. Dengan tingkat keberhasilan lebih dari 93%, Hope Clinic menawarkan prosedur penanganan nyeri berkualitas tinggi yang 100% bebas obat! Hope Clinic menyediakan solusi untuk meredakan nyeri dengan memfasilitasi tubuh Anda untuk memaksimalkan kemampuan penyembuhan dan perbaikannya. Saatnya mengucapkan selamat tinggal pada sakit leher!
Berapa banyak dari kita yang mencari aspirin atau ibuprofen setiap kali kita mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan? Sebagian besar dari kita pergi ke rumah sakit ketika kita sakit, dan biasanya kita menerima resep antibiotik dari dokter. Atlet dan penggemar olahraga juga mungkin mengkonsumsi dosis yang sesuai dari relaksan otot untuk meredakan otot mereka yang sakit. Meskipun telah terbukti secara ilmiah dan bermanfaat, obat-obatan dan obat yang diresepkan dapat memiliki sejumlah efek samping yang tidak diinginkan.
Mari simak penjelasan berikut ini!
Antibiotik
Ada beberapa antibiotik umum yang mungkin telah diresepkan oleh dokter Anda: penisilin, sefalosporin, makrolida, dan fluoroquinolone. Mereka berguna untuk mengobati berbagai infeksi mulai dari infeksi kulit, pernapasan, dan telinga hingga masalah sendi, penyakit menular seksual, dan meningitis. Sayangnya, efek samping dari antibiotik ini termasuk reaksi alergi, mual, diare, gangguan perut, dan rasa kantuk.
Aspirin
Aspirin dikenal sebagai solusi cepat untuk meredakan rasa sakit, menurunkan demam, dan meredakan peradangan. Dalam beberapa kasus, aspirin bermanfaat bagi orang-orang dengan resiko penyakit kardiovaskular tinggi, jika dikonsumsi dalam dosis yang sesuai di bawah pengawasan dokter. Namun, beberapa efek samping aspirin tentu saja tidak menyenangkan, termasuk diare, sembelit, kantuk, ruam, sakit kepala, sakit maag, nyeri perut, dan mual.
Relaksan Otot
Ketika Anda mengalami nyeri leher, nyeri punggung, atau jenis kram otot lainnya secara akut, bahkan melakukan tugas sehari-hari yang sederhana bisa sangat menyakitkan. Untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan mobilitas Anda, relaksan otot mungkin akan diresepkan untuk Anda. Meskipun dapat membantu, relaksan otot juga memiliki beberapa efek samping yang sebaiknya tidak dianggap remeh. Sebagian besar dokter meresepkan relaksan otot untuk dikonsumsi tidak lebih dari 2 minggu, karena mengkonsumsinya dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan ketergantungan atau kecanduan. Tidak hanya itu, relaksan otot juga dapat menyebabkan kelelahan, kantuk, mulut kering, pusing, sakit kepala, kecemasan, dan penurunan tekanan darah.
Relaksan otot seharusnya bukan satu-satunya pilihan untuk mengobati kekakuan otot karena tidak menyembuhkan rasa sakit sepenuhnya, tetapi pada dasarnya memiliki efek sedatif yang mencegah saraf Anda mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak Anda. Cara yang lebih efektif adalah dengan menjalani terapi fisik sambil mengkonsumsi relaksan otot yang diresepkan. Namun, dengan mempertimbangkan efek sampingnya, dan kenyataan bahwa itu sebenarnya tidak menyembuhkan, melepaskannya sepenuhnya bukan ide yang buruk, bukan?
Hope Clinic adalah tempat di mana Anda dapat mendapatkan perawatan non-invasif dan non-opioid untuk nyeri punggung, nyeri leher, atau ketegangan otot lainnya. Dengan tingkat keberhasilan lebih dari 93%, Hope Clinic menawarkan prosedur penanganan nyeri berkualitas tinggi yang 100% bebas obat! Hope Clinic menyediakan solusi untuk meredakan nyeri dengan memfasilitasi tubuh Anda untuk memaksimalkan kemampuan penyembuhan dan perbaikannya.
Putuskan untuk hidup bebas dari rasa sakit secara alami, hari ini. Hubungi kami dan jadwalkan sesi Anda segera!